Kenapa Rasulullah S.A.W Sukakan Kucing
Nabi
menekankan di beberapa hadis bahawa kucing itu tidak najis. Bahkan
diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing kerana dianggap suci.
Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahawa kucing suci, tidak najis?
Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteria. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan
lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing,
benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini
sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada
setitis pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan
lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih,
permukaannya yang kasar boleh membuang bulu-bulu mati dan membersihkan
bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Telah
dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbezaan
usia, perbezaan posisi kulit, punggung, bahagian dalam telapak kaki,
pelindung mulut, dan ekor. Pada bahagian-bahagian tersebut dilakukan
pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga
penanaman kuman pada bahagian-bahagian khusus. Terus diambil juga cairan
khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang didapatkan adalah:
- Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
- Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
- Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
- Sekalipun ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Berbagai
sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium
menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya
bersih dan membersihkan.
Komentar Para Doktor yang mengkaji dalam Bidang Kuman
Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Klinik Haiwan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
Dr.
Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada
anjing, manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
Doktor haiwan di klinik
haiwan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahawa kucing memiliki
perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
Kucing
tidak suka air kerana air merupakan tempat yang sangat subur untuk
pertumbuhan bakteria, lebih-lebih lagi pada takungan air (lumpur,
takungan hujan, dll). Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan
tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak berada dekat dgn air.
Tujuannya agar bakteria tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi
faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Dan
hasil penelitian kedoktoran dan percobaan yang telah di lakukan di
laboratorium haiwan, ditemukan bahawa badan kucing bersih secara
keseluruhan. Ia lebih bersih dari manusia.
Sisa
makanan kucing hukumnya suci. Hadis Kabsyah binti Ka’b bin Malik
menceritakan bahawa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu
ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang
ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu
minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah
kamu hairan?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi
SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka
berkeliling di rumah (binatang rumah),”
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
(HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan
dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi
ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas,
tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan
air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing
datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing
tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya mengenai kejadian
tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah
tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan
dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa
budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di
rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang solat. Lalu, ia memberikan isyarat
untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan solat, ia
lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur
tersebut.
Ketika
ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan
bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya. Rasulullah Saw
bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah
melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing, (HR
AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis
ini diriwayatkari Malik, Ahmad, dan imam hadis yang lain. Oleh karena
itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa
makanannya suci.
Comments
Post a Comment
Boleh komen disini. Hehe